5 Cara Dan Langkah Menulis Artikel Untuk Guru

5 Cara dan langkah menulis artikel untuk guru - Terbukti memang, menulis itu pekerjaan yang gampang-susah. Sebagian orang berpendapat bahwa menulis itu sangat mudah. Tentu saja bagi mereka yang sudah terampil menulis. Sering menulis dan ditampilkan di media cetak maupun internet. Sehingga menulis menjadi kebutuhan dan ‘makanan’ keseharian mereka.

Foto : Ilustrasi menulis artikel (matrapendidikan.com)

Bagaimana dengan guru? Guru yang sudah terampil, apakah itu menulis artikel, karangan ilmiah maupun makalah perihal pendidikan dan budaya, bukan lagi sesuatu yang rumit. Apalagi ukiran pena yang dibuat berkaitan dengan peran sehari-hari sehingga topik pembahasan benar-benar telah dikuasai oleh guru.

Namun sebagian lagi menganggap bahwa menulis itu sebagai pekerjaan yang berat. Bahkan lebih berat dari pekerjaan mengangkat beban sekalipun. Menggerakkan pena ke kertas tulis, atau mengetikkan jari ke keyboard PC, terasa lebih berat ketimbang mendorong meja.

Padahal sudah banyak pandangan gres bersarang di kepala, banyak hal yang ingin dituangkan menjadi sebuah tulisan. Akhirnya semua itu terbang melayang bagai burung lepas dari sangkar. Hilang entah kemana.

Kondisi mirip itu juga terjadi pada sebagian guru, termasuk admin blog matra pendidikan ini. Menulis menjadi pekerjaan yang tidak mudah namun juga tidak terlalu sulit, alias mudah susah.

Sekadar menyebarkan kepada rekan guru, tak ada salahnya pada kesempatan dikemukakan beberapa cara maupun langkah dalam nenulis artikel. Coba kita telaah bersama cara berikut ini.

Baca : Cara Berlatih Menulis Artikel

1.Tulis dan pendam

Apa yang terasa ingin ditulis segera tulis sesegera mungkin. Jangan terlalu banyak memikirkan aturan dan tata cara menulis yang benar.Jika sudah balasan menulis dan sudah kering pandangan gres menulis, silahkan berhenti menulis.

Simpan hasil tulisan. Lakukan cara ini setiap ada keinginan untuk menulis.

2.Seleksi ukiran pena yang hendak dikembangkan

Ketika muncul keinginan untuk melanjutkan ukiran pena yang sudah pernah ditulis, coba seleksi konsep ukiran pena yang telah ditulis tersebut. Pilih konsep ukiran pena yang menarik dan sesuai dengan pandangan gres yang sedang muncul di pikiran dikala itu.

3.Susun kerangka tulisan

Ini terbalik dari prosedur penulisan sebuah karya tulis. Setelah terkumpul beberapa paragraf, susun kerangka ukiran pena menjadi poin-poin penting. Misalnya, kita telah menulis beberapa paragraf perihal cara mengajar yang menyenangkan.

Maka poin-poin kerangka yang perlu disusun antara lain: perihal apa peran guru, metode mengajar yang cocok, cara yang dilakukan supaya mengajar menyenangkan siswa, dan penutup.

4.Menulis ulang

Menulis ulang konsep artikel berarti menyusun paragraf menjadi lebih baik. Misalnya, ukiran pena dimulai dari hal yang umum ke hal yang khusus. Mulai dari definisi atau pengertian.

Kemudian menguraikan menjadi poin-poin terinci sampai pada belahan penutup tulisan.

5.Tahap pengeditan

Mungkin tahap ini memerlukan waktu cukup. Yang diedit yaitu kalimat yang dirasa janggal atau tidak enak menurut hati. Kemudian ejaan dan cara penulisan kata. Mungkin juga letak paragraf kalimat yang perlu diatur.

Jika mungkin, mintalah rekan kerja untuk membaca atau mengoreksi ukiran pena kita. Meskipun belum sanggup juga menulis, diyakini rekan kerja itu sanggup mengoreksi isi ukiran pena dan menawarkan masukan.

Baca juga : 5 Manfaat Menulis Kreatif Bagi Guru

Bagiamana pun, menulis itu sebuah proses kreatif yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Jadi, perlu berlatih terus menerus dan sabar dalam menghadapi kendala dan kendala dalam menulis kreatif. Semoga sukses.

Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/