Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidik Dan Orangtua Perlu Bijak Hadapi Anak Di Kurun Milennial

Pendidik dan orangtua perlu bijak hadapi anak di masa milennial – Anak-anak zaman sekarang atau biasa disebut ‘kids JamanNow” tidak mampu lagi dibanding-bandingkan dengan anak semasa orangtua/pendidik jadi seorang anak pada zaman dulunya. Apalagi hal itu dilakukan ketika pendidik/orangtua menegur dan menasehati anak yang telah bersikap dan bertingkah laku  yang tidak semestinya.

Pendidik dan orangtua perlu bijak hadapi anak di masa milennial Pendidik Dan Orangtua Perlu Bijak Hadapi Anak Di Kala Milennial
Ilustrasi orangtua dan anak (pixabay.com)

Pada umumnya mereka risih ketika mendengar pendidik/orangtua menyebut perilaku dan tingkah laku anak zaman dulu. Apalagi sampai membandingkannya dengan anak zaman milennial ini.

“Itu jaman dulu, sekarang sudah jaman millenial”. Kira-kira mirip itulah reaksi mereka manakala mendengar pendidik/orangtua menegur dan menasehatinya.

Oleh karena itu dalam menghadapi anak milennial, pendidik/orangtua perlu bersikap bijak semoga tidak terjadi konfrontasi dengan para murid/anak ketika menegur atau menasehati mereka melakukan perilaku dan tingkah laku menyimpang.

Pendidik/orangtua tak perlu tercengang lagi melihat respon murid/anak ketika ditegur, dimarahi maupun dinasehati. Respon mereka kadang-kadang cuek, pura-pura serius mendengar nasehat padahal dalam hatinya mendongkol. Setelah itu perilaku dan tingkah laku mereka kembali mirip semula.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan para pendidik/orangtua:

Tegang-kendor

Ketika menegur murid/anak yang melakukan pelanggaran aturan perlu diatur irama dan intensitas perilaku pendidik/orangtua. Sikap tegas dan keras tidak mesti berkonotasi kekerasan atau kekasaran. Namun ini saatnya bagi pendidik/orangtua menciptakan kondisi mirip menjadi tegang sebagai upaya stressing bagi murid/anak. Pendidik/orangtua memperlihatkan kesalahan serta akibatnya.

Namun setelah itu perlu mengatur irama perilaku dengan menurunkan intensitas perilaku menjadi lembut namun penuh berarti. Saat ini yakni tepat untuk memperlihatkan input nasehat dan saran yang masuk budi bagi murid/anak sehingga mereka tidak mengulanginya lagi

Membaca suasana

Menasehati murid/anak zamannow kadang-kadang memang perlu memperhatikan suasana mereka. Jika asal menegur, memarahi atau menasehati bukan mustahil justru mereka mendongkol dan mengambil perilaku frontal.

Berani jujur

Tidak murid/anak saja yang harus jujur kepada pendidik/orangtua. Justru pendidik/orangtua harus berani jujur dalam menghadapi mereka sehari-hari. Namun hal ini paling berat dilakukan karena harus berkata jujur atas kesalahan, kekeliruan dalam mendidik dan mengajari mereka. Tentu saja berani jujur ini dilakukan dengan cara yang lebih bijaksana.

Pendidik/orangtua yang dapat mengungkapkan kesalahan dan kekeliruan di hadapan murid/anak justru akan menciptakan murid/anak zamannow berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku. Mereka juga sadar siapapun pasti memiliki kesalahan dan kekeliruan.

Cerita fakta

Murid/anak mungkin lebih responsif ketika mendengar kisah pengalaman pendidik/orangtua sendiri ketimbang menceritakan pengalaman orang lain. Kalaupun memperlihatkan cerita/kisah pendidikan orang lain, pendidik/orangtua harus berhati-hati, pragmatis dan bijak.

Bukan mustahil kisah atau pengalaman orang lain yang diceritakan sudah diketahui murid/anak melalui media yang ada. Akibatnya kisah pendidik/orangtua tidak lagi menarik bagi murid/anak sehingga dianggap angin kemudian oleh mereka.
Nah, betapapun pesatnya perkembangan zaman seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidik dan orangtua tentu saja lebih cerdas dalam menghadapi mereka. Pengalaman emperis dan literasi yang sudah memasyarakat akan menjadikan pendidik/ortua lebih bijak dalam menindak perilaku dan perilaku ‘Kids JamanNow’ yang menyimpang. Semoga.


Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Pendidik Dan Orangtua Perlu Bijak Hadapi Anak Di Kurun Milennial"