Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lokakarya Guru Terfokus Pada Pembagian Tugas

Lokakarya guru terfokus pada pembagian tugas – Lokakarya guru berlangsung setelah rapat penentuan kelulusan siswa kelas 9 SMPN 2 Lintau Buo. Seperti sudah dibahas sebelumnya, siswa lulus seratus persen. Dan ini bukanlah sesuatu yang mencengangkan alias hal yang sudah biasa terjadi.

Lokakarya guru terfokus pada pembagian kiprah Lokakarya Guru Terfokus Pada Pembagian Tugas
Lokakarya guru jadi terfokus pada pembagian kiprah guru (Rahid S/matrapendidikan.com)

Yang menarik untuk di simak ialah peningkatan hasil rata-rata Ujian Nasional (UN) yang diperoleh siswa dibanding setahun sebelumnya. Peningkatan hasil terutama pada mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan mata pelajaran IPA.
Simak juga : Kelulusan Siswa Seratus Persen? Itu Sudah Lumrah
Meskipun tidak menentukan kelulusan siswa di sekolah, hasil UN tetap menjadi tolok ukur kualitas pendidikan di sekolah. Oleh alasannya ialah ialah itu para personel sekolah perlu menindaklanjutinya.

Tindak lanjut perolehan hasil UN telah dimulai dengan membicarakan masalah UN dalam rapat lokakarya guru di sekolah. Akan tetapi materi lokakarya menjadi lebih terfokus pada pengaturan kiprah pokok dan kiprah perhiasan guru.

Hal itu mampu dimaklumi. Untuk tahun pelajaran gres ini, besar kemungkinan SMPN 2 Lintau Buo bakal kekurangan murid baru. Akibatnya, tahun pelajaran gres ini, jumlah rombongan belajar (Rombel) berkurang dari 13 rombel menjadi 9 Rombel.

Itu juga akan berdampak pada jumlah wakil kepala sekolah, semula 2 orang wakil dan akan menciut menjadi 1 orang wakil kepala sekolah. Beban mengajar wakil kepala sekolah ialah 12 jam pelajaran. Dengan demikian wakil kepala sekolah yang tereliminasi bakal mengajar 24 jam pelajaran tatap muka.
Kenyataan ini bakal berdampak terhadap kekurangan jam pelajaran di sekolah bagi guru mata pelajaran tertentu. Jika tidak diatasi akan mengancam kelangsungan sertifikasi guru.

Guru bakal kebagian jam pelajaran kurang 24 jam wajib. Apa solusinya? Jalan keluar yang ditempuh ialah menerapkan sistem ekuivalen kiprah perhiasan guru. Guru mampu melengkapi jumlah jamnya menjadi 24 dengan membimbing siswa dalam kiprah perhiasan menyerupai pembina Osis, Pembina Kegiatan Rkstrakurikuler.

Bagi guru yang masih belum terbantu dengan ekuivalensi kiprah perhiasan terpaksa menerapkan sistem maju mundur. Jika ada 3 guru pada mata pelajatran yang kekurangan jam mengajar, maka dua guru akan maju untuk memenuhi jam wajib smentara satu orang lagi mundur menunggu giliran mendapat derma sertifikasi.
 Baca juga : Mengefektifkan Lokakarya Sekolah

Meskipun dalam keadaan berpuasa, dewan guru ternyata tetap antusias mengikuti lokakarya di sekolah. Proses pengaturan pembagian kiprah guru di sekolah berjalan lancar dan sukses.


Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Lokakarya Guru Terfokus Pada Pembagian Tugas"