Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran
Integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran – Seperti pernah disinggung dalam artikel terdahulu, ada 3 muatan penting yang hendak diintegrasikan ke dalam pembelajaran pada Kurikulum 2019. Pendidikan karakter, literasi dan HOTS. Dan artikel ini yakni potongan terakhir berkaitan dengan ketiga muatan tersebut.
Menurut hemat penulis, guru tidak perlu lagi grogi dengan istilah atau kosa kata yang digunakan dalam pembelajaran, termasuk dalam Kurikulum 2019. Misalnya, kemampaun berpikir tingkat tinggi yang berasal dari bahasa Inggris, Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Pada hakikatnya, pengintegrasian HOTS kedalam pembelajaran sama prinsipnya dengan pengintegrasian pendidikan abjad dan literasi. Sama-sama tidak menambah atau menyisip materi baru ke dalam materi pembelajaran.
Perbedaan mendasar yakni bahwa integrasi HOTS pada materi pelajaran tertentu yang menghendaki kemampuan berpikir tinggi tinggi. Artinya, tidak semua materi pelajaran yang sanggup diintegrasikan dengan muatan HOTS.
Sementara itu muatan abjad positif dan literasi sanggup diintegrasikan dalam setiap pembelajaran. Karakter positif perlu dikembangkan selama pembelajaran berlangsung, begitu pula budaya membaca dan menulis.
Dari banyak sekali sumber yang dibaca, ada 5 macam kemampuan berpikir tingkat tinggi, adalah logis, kritis, reflektif, metakognitif dan berpikir kreatif. Kelima macam kemampuan berpikir ini perlu diintegrasikan ke dalam pembelajaran sesuai Kurikulum 2019.
Mari kita bersama mengingat kembali Taksonomi Bloom. Semua guru sudah memiliki pengetahuan dan wawasan ihwal matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Khusus kawawan kognitif (aspek pengetahuan) relevan dengan pembahasan kita ini.
#Taksonomi Bloom aspek kognitif
Rekan guru pasti sudah mengetahui bahwa ranah kognitif yakni kemampuan (kompetensi) untuk memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Pada hakikatnya ranah kognitif merupakan kemampuan untuk menyatakan kembali konsep dan prinsip yang sudah dipelajari.
Berdasarkan kemampuan berpikir kognitif tersebut, ada 6 tingkat kemampuan berpikir yang dimulai dari kemampuan berpikir tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Setiap jenjang kemampuan ditandai dengan abjad C (cognitif).
Sebagai contoh, C1 (Pengetahuan) yakni identitas untuk kemampuan mengingat istilah, fakta, konsep, konvensi, katagori, fenomena, klasifikasi, dll. Materi pelajaran bersifat hafalan yang mesti diingat kembali oleh siswa.
Kata kerja operasional yang sering digunakan pada jenjang C1 antara lain: menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, mengidentifikasi (mengenal), dll. Nah, selanjutnya pribadi menuju jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif.
C6 (evaluasi) yakni kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu berdasar kriteria yang ada. Penilaian dilakukan terhadap ide, gagasan, kreasi, metode dan cara. Kemampuan penilaian mengantarkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan penerapan serta cara baru melalui sintesa dan analisa.
Membandingkan, menyimpulkan, menilai, memperkirakan, memprediksi, memperjelas, mengukur, menspesifikasi, mendisain dan merangkum yakni beberapa kata kerja operasional yang lazim digunakan pada jenjang berpikir tingkat tinggi.
#Berpikir tingkat tinggi
Integrasi strategi HOTS merupakan keahlian dalam berpikir tingkat tinggi. Keahlian berpikir tingkat tinggi ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif.
Kemampuan berpikir HOTS bergotong-royong identik dengan kemampuan atau jenjang berpikir analisis dan penilaian sebagaimana kemampuan berpikir pada ranah kognitif C6.
Kemampuan analisis dan penilaian ditandai dengan kemampuan menspesifikasi hal-hal yang umum dalam aspek tertentu menurut fakta atau konsep yang ada kemudian mengambil kesimpulan. Ini memerlukan kemampuan berpikir kritis, logis reflektif dan kreatif.
Khusus kemampuan metakognitif, kemampuan ini ditandai dengan kemampuan memperkirakan, memprediksi dan mendisain fakta dan fenomena alam dan sosial dengan banyak sekali metode yang bersifat ilmiah.
#HOTS dalam pembelajaran
Langkah utama guru dalam mengintegrasikan HOTS yakni menyusun Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) berdasar kurikulum 2019. RPP menjadi panduan ilmiah bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh lantaran yakni itu integrasi HOTS harus tergambar pada RPP.
HOTS sesungguhnya sudah tergambar dalam kompetensi inti dan kompetensi setiap mata pelajaran. Misalnya, kompetensi inti dan kompetensi dasar jenjang SMP/MTs kelas IX.
1.Kompetensi Inti (KI)
Pada setiap mata pelajaran di SMP/MTs, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada KI 3 antara lain memahami pengetahuan yang bersifat faktual, konseptual dan prosedural berdasar rasa ingin tahu siswa ihwal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan bencana yang nampak nyata.
2.Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar SMP/MTs dalam Kurikulum 2019, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat pada butir tertentu. Artinya tidak semua KD harus mengintegrasikan kemampuan berpikir tingkat tinggi melainkan sesuai dengan sifat dan karaketr konsep materi pelajaran yang akan dipelajari.
3.Kegiatan pembelajaran
HOTS terintegrasi dalam acara pembelajaran baik pada potongan pendahuluan maupun acara inti. Agar tidak menambah atau menyisip materi yang sudah ada maka HOTS diintegrasikan pada materi pelajaran yang bersifat abnormal dan memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi saja. Materi membutuhkan kemampuan berpikir kritis, logis, metakognitif, reflektif dan kreatif.
Simak juga : Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran Fisika
Demikianlah pembahasan ihwal integrasi HOT dalam pembelajaran Kurikulum 2019. Semoga bermanfaat bagi pengunjung khususnya rekan guru dimana saja berada.

Posting Komentar untuk "Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran"