Pendekatan Efektif Dalam Menangani Siswa Bermasalah

Pendekatan efektif dalam menangani siswa bermasalah – Siswa bermasalah di sekolah tidak selalu diartikan sebagai siswa yang memperlihatkan perilaku dan prilaku menyimpang. Masalah siswa mencakup semua aspek yang berkaitan dengan kemajuan berguru siswa. Baik proses berguru di sekolah dan di rumah maupun hasil berguru yang diraih siswa.

Foto : Ilustrasi siswa (pixabay.com)

A.Masalah yang kerap muncul

Masalah siswa tidak akan pernah berhenti ditemui oleh guru di sekolah, terutama sekolah kategori reguler, bukan sekolah unggulan. Ini bukan berarti di sekolah tersebut tidak ada duduk kasus siswa. Barangkali frekuensi masalahnya relatif lebih rendah.

Dari sekian banyak duduk kasus siswa, ada dua pokok duduk kasus yang sering terjadi pada siswa di suatu sekolah:

1.Masalah hasil berguru siswa

Seorang siswa dinilai telah bersikap dan perilaku baik. Namun memperlihatkan hasil belajar menurun dari waktu ke waktu. Ternyata proses berguru siswa tersebut bermasalah. Misalnya , sulit memusatkan perhatian atau kurang fokus belajar, selalu murung dalam berguru dan lain sebagainya.

2.Masalah disiplin belajar

Masalah yang sering muncul yakni pelanggaran disiplin belajar oleh siswa. Siswa sering terlambat datang atau masuk kelas, selalu murung dalam belajar, suka berkelahi, mangkir belajar, melawan pada guru, mengganggu teman dalam belajar, termasuk siswa bermasalah lantaran yakni perilaku menyimpang.

B.Penangan duduk kasus siswa

Menangani siswa bermasalah di sekolah menurut pengalaman emperis memang tidak mudah. Tidak semudah membalik telapak tangan. Kenapa? Jika keliru menangani duduk kasus siswa, mampu jadi bumerang bagi guru yang bersangkutan. Guru akan terkena sasaran ketidakpuasan siswa maupun orang tuanya.

Mungkin sudah banyak teori atau pendekatan yang sudah dibaca oleh guru sebagai referensi untuk mengatasi duduk kasus siswa di sekolah. Namun itu hanyalah sekadar panduan dasar. Sebab, karakter duduk kasus siswa di suatu sekoalh berbeda dengan sekolah lainnya. 

Sehingga penyelesaian duduk kasus siswa tidak selalu sesuai dengan hanya berpedoman kepada referensi yang ada..Justru pengalaman emperis, pendekatan dan pemahaman atas karakter siswa bermasalah tersebut akan mengantarkan guru pada kesuksesannya dalam menangani duduk kasus siswa.

C.Pendekatan persuasif dan kekeluargaan

Sering guru mengambil tindakan tanpa memperhitungkan situasi dan kondisi siswa bermasalah. Misalnya, guru menangani duduk kasus siswa hanya menurut atas hukum (aturan dan tata tertib sekolah) tanpa mempertimbangkan aspek lain, misalnya latar belakang pribadi siswa.

Kadang-kadang penanganan ibarat itu belum mumpuni untuk mengatasi duduk kasus siswa. Justru penanganan siswa bermasalah untuk dikala ini, mungkin lebih efektif dengan pendekatan persuasif dan kekeluargaan. 

Guru dalam menangani duduk kasus siswa perlu berlaku simpati dan empati. Sang guru mampu membawakan diri dalam posisi siswa bermasalah, sehingga dengan simpel mampu mencari dan menemukan akar permasalahan. Dari sinilah guru mampu menangani dan mengatasi siswa bermasalah secara berangsur-angsur.

Tentu saja, guru harus melibatkan orangtua siswa dalam menangani duduk kasus yang dihadapi siswa. Namun bukan berarti setiap ada duduk kasus selalu memanggil orangtua siswa. Cara ini mampu jadi akan membuat siswa merasa diadili bersama orangtuanya.

Guru mampu berkomunikasi melalui fasilitas telepon seluler (ponsel) untuk menangani duduk kasus siswa. Atau boleh jadi sekali-sekali guru datang ke rumah siswa jikalau perlu. Pendekatan ibarat ini akan mengakibatkan siswa merasa tidak diadili melainkan merasa telah dibimbing ke jalan yang lebih baik. 

Penanganan siswa bermasalah di sekolah akan lebih efektif dengan pendekatan persuasif dan penuh kekeluargaan. Kuncinya yakni komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, guru dengan orangtua siswa atau sebaliknya.

Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/