Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penerapan Seni Administrasi Pembelajaran Kontekstual Di Ruang Kelas

Penerapan taktik pembelajaran kontekstual di ruang kelas – Pembelajaran di ruang kelas, sejatinya lebih mengedepankan bagaimana proses berguru siswa ketimbang bagaimana pencapaian sasaran kurikulum.

Penerapan taktik pembelajaran kontekstual di ruang kelas Penerapan Taktik Pembelajaran Kontekstual Di Ruang Kelas
Foto : Ilustrasi srtrategi pembelajaran kontekstual (pixabay.com)

Bagaimana proses berguru siswa, berarti bagaimana siswa menerima, mengolah, memiliki dan menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan faktual sehari-hari. Kondisi ini menyampaikan bahwa siswa telah mengalami proses berguru di ruang kelas.

Siswa dikatakan telah berguru apabila sejumlah konsep materi pelajaran telah dimiliki dan sanggup diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari siswa. Sehingga terwujud pembelajaran bermakna bagi siswa. Hal itu diwujudkan oleh guru melalui aneka macam strategi/pendekatan pembelajaran.

“Tidak satu jalan ke roma”, peribahasa ini sesuai dengan upaya guru untuk menciptakan kondisi siswa belajar, minimal berguru dalam matra program psikis. Banyak strategi pembelajaran atau pendekatan yang sanggup dipilih dan digunakan oleh guru dalam menjalankan pembelajaran bermakna.

Salah satu taktik pembelajaran yang patut diungkapkan kembali yaitu pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pendekatan ini bukanlah ‘barang’ baru dalam dunia pendidiakn sehingga para guru umumnya sudah memahami seluk beluk taktik pembelajaran ini.

Hanya saja, pemahaman tersebut kadang kala terhenti lantaran sistem pembelajaran yang berlaku. Materi pelajaran cukup luas namun alokasi tidak memadai. Guru memang dituntut untuk mengedepankan kualitas pembelajaran namun disisi lain guru didesak untuk mencapai sasaran kurikulum.

#Strategi pembelajaran kontekstual

Sebenarnya, tercapainya sasaran kurikulum sesuai kegiatan dan waktu, belum ada jaminannya proses pembelajaran akan berkualitas dan bermakna bagi siswa. Dengan materi pelajaran yang lebih luas dan dalam waktu relatif singkat, cenderung menciptakan guru berpikir untuk mencapai sasaran kurikulum dalam melaksanakan pembelajaran.

Apa indikasi pembelajaran bermakna bagi siswa? Menurut pengalaman emperis, tanda-tanda telah berlangsung proses pembelajaran bermakna bagi siswa antara lain:

a.Suasana dalam ruang kelas relatif kondusif dan terkendali

b.Prilaku siswa menyimpang, seperti: menciptakan suasana onar, izin keluar tiap sebentar, mangkir berguru dan lain sebagainya, sanggup diminimalisir.

c.Belajar jadi praktis dan menyenangkan.

d.Materi pelajaran dirasakan oleh siswa sesuai dengan kemampuan berpikirnya dan cocok dengan pengalaman faktual siswa sehari-hari.

Dapat disimpulkan, pembelajaran bermakna bagi siswa memang ditandai dengan situasi dan kondisi dikala berlangsungnya pembelajaran. Suasana berguru kondusif menyampaikan proses berguru menarik dan menyenangkan.

Materi yang disajikan guru pas banget dengan struktur kognitif dan pengalaman faktual siswa sehari-hari sehingga menarik perhatian siswa Inilah esensi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.

Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual akan membantu guru dalam mewujudkan pembelajaran berkualitas dan bermakna. Pada pendekatan ini, ditekankan bagaimana guru mengaitkan materi pelajaran dengan situasi faktual siswa dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Dalam hal ini, guru seperti berusaha untuk menghadirkan dunia faktual ke dalam ruang kelas. Ketika membahas konsep sistem koordinasi dalam pembelajaran IPA, misalnya. Guru menghadirkan fenomena-fenomena makhluk hidup, khususnya insan dalam beriteraksi dalam lingkungan alam dan sosial. 

Sebagai contoh, respons insan dikala mencium anyir tak sedap. Bau tak sedap yaitu impuls (rangsangan pesan informasi) berupa zat kimia yang diterima oleh reseptor hidung.

Pesan rangsangan itu diteruskan ke otak untuk diproses kemudian diperintahkan anggota gerak (tangan) untuk menutup hidung. Ini hanya teladan kecil saja mengaitkan materi sistem koordinasi pada manusia.

Selain itu, pembelajaran kontekstual akan mendorong siswa menciptakan hubungan (korelasi) antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa orang mengangkat kaki secara refleks dikala terinjak paku?

Paku yaitu impuls fisik yang menyebakan rasa sakit pada telapak kaki. Namun gerak reflek, gerak yang melibatkan sum-sum tulang belakang, telah menyruh efektor untuk mengangkat kaki secepat mungkin. Faktanya, tidak pernah terdengar orang berpikir dulu baru mengangkat kakinya yang tertusuk paku.

Demikian secuil bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk menciptakan suana pembelajaran bermakna bagi siswa.


Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Penerapan Seni Administrasi Pembelajaran Kontekstual Di Ruang Kelas"