5 Strategi Wali Kelas Untuk Berbagi Kreativitas Siswa
5 Strategi wali kelas untuk berbagi kreativitas siswa – Kreativitas seseorang akan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan pergaulan komunitas yang kondusif.
Lingkungan mirip ini akan tercipta bila masing-masing individu saling menghargai, menaati aturan yang berlaku dan saling memberi motivasi dalam komunitas tersebut. Sebaliknya, kreativitas seseorang akan mundur dalam suasana lingkungan pergaulan penuh ancaman dan tekanan.
Kondisi pikiran dan batin merasa terkekang, sering dihinggapi rasa takut dan jauh dari rasa nyaman. Justru dengan kondisi mirip ini akan muncul “pemberontakan” batin yang sanggup berujung pada munculnya perilaku dan perilaku menyimpang dalam komunitas pergaulan tersebut..
Dalam lingkup pendidikan anak di lembaga sekolah, kretaivitas siswa akan tumbuh dan berkembang dalam suasana dan lingkungan sosial yang demokratis dan menyenangkan.
Kondisi lingkungan sosial mirip ini, secara perlahan-lahan akan menumbuhkembangkan potensi kreatif yang ada pada diri siswa.
Guru berperan penting dalam menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki siswa melalui seni administrasi dan metode pembelajaran yang dijalankan. Namun guru yang ditunjuk sebagai wali kelas lebih berpeluang lagi untuk menumbuhkan kreativitas siswa.
Bagaimana seni administrasi wali kelas dalam menumbuhkan potensi kreatif yang ada pada diri siswa? Berikut 5 seni administrasi atau pendekatan wali kelas untuk menumbuhkan kreativitas siswa:
1.Strategi penghargaan dan hukuman
Penghargaan dari pihak atau orang lain cenderung mendorong tumbuhnya kreativitas seseorang. Berdasar pemikiran ini maka seorang wali kelas perlu menyiapkan konsep yang sanggup diterapkan secara nyata.
Konsep dimaksud yakni memperlihatkan aneka macam bentuk penghargaan (reward) terhadap siswa yang dinilai memiliki potensi kreatif dan sanggup memperlihatkan kreativitasnya.
Penghargaan dari wali kelas tidak semata dalam bentuk bahan (non verbal). Penghargaan juga sanggup diberikan dalam bentuk perilaku dan tindakan berupa pujian dan sumbangan semangat kepada siswa (verbal).
Sebaliknya, jikalau ada siswa yang menyalahgunakan kondisi sosial yang sudah nyaman, wali kelas sanggup bertindak tegas terhadap siswa tersebut. Tindakan tegas dimaksud yakni proteksi peringatan keras sampai proteksi sanksi (punhisment).
Tentu saja, proteksi sanksi haruslah bernilai dan bersifat mendidik.Toleransi bukan berarti memberi “kelonggaran” kepada siswa, melainkan memberi ruang waktu kepada siswa untuk berpikir dan bertindak untuk memperbaiki kesalahannya.
2.Strategi musyawarah dan mufakat
Wali kelas merupakan wakil orangtua siswa di sekolah. Namun demikian wali kelas perlu menumbuhkan nuansa demokratis di kelas bimbingannya berupa budaya musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengambil keputusan.
Aturan atau disiplin mencar ilmu yang bersifat khusus di kelas, perlu dirumuskan dan dimusyawarahkan bersama siswa. Misalnya, aturan kelas dan bentuk sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan kelas, menetapkan iuran kelas, menciptakan jadwal kerja kelas, mengatur aktivitas kelas berkaitan dengan aktivitas sekolah, dan lain sebagainya.
3.Strategi kebebasan berpikir dan mengambil tindakan
Kebebasan berpikir dan mengambil tindakan berarti kebebasan yang berada dalam matra (lingkup) pendidikan, bukan kebebasan untuk berbuat macam-macam.
Wali kelas perlu mengakomodasi supaya siswa berani mengeluarkan pikiran dan pendapat serta mengambil tindakan dalam keputusan yang baik.
Dengan menciptakan suasana dimana siswa bebas berpikir dan mengambil tindakan diharapkan potensi kreatif yang sudah dimiliki siswa akan tumbuh dan berkembang sehingga siswa memiliki kreativitas tinggi..
4.Strategi menumbuhkan kemandirian siswa
Pengembangan kreativitas siswa memang diadaptasi dengan tingkat pendidikan dan umur siswa. Kreativitas siswa akan tumbuh melalui konsep kemandirian. Siswa yang kreatif umumnya bersikap mandiri.
Berdasarkan konsep ini, wali kelas perlu memperlihatkan latihan kemandirian melalui contoh dan bimbingan dalam melakukan program mencar ilmu di ruang kelas maupun di luar kelas..
Misalnya, mengergaji batang bambu menjadi potongan-potongan yang sanggup dibentuk pagar taman kelas. Kepada siswa diperagakan contoh penggergajian batang bambu yang efektif, kemudian dilakukan oleh siswa sampai mereka sanggup mengerjakannya sendiri.
Dengan kemandirian mirip ini, siswa akan sanggup berkreasi dalam menciptakan model atau variasi pagar taman kelas dari bambu sehingga terlihat bagus menurut mereka..
Contoh lain yakni menumbuhkan kemandirian siswa yang bertugas sebagai pengurus kelas (ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara dan sekretaris) untuk melakukan tugasnya masing-masing.
Peran wali kelas yakni memberi kesempatan kepada pengurus kelas bagaimana melakukan kiprah sebagai pengurus kelas secara mandiri..
5.Strategi berbagi perilaku toleransi siswa
Sikap toleransi antar sesama siswa dibentuk melalui contoh pembiasaan dan bimbingan wali kelas. Bagaimana toleransi terhadap antar sesama teman di dalam kelas. Nilai perilaku toleransi termasuk salah satu nilai yang tidak praktis dikembangkan.
Namun demikian contoh pembiasaan dan bimbingan wali kelas akan menumbuhkembangkan nilai-nilai toleransi pada siswa. Muaranya yakni tumbuh dan berkembangnya potensi kreatif yang dimiliki siswa
Simak juga :Peran Wali Kelas di Sekolah
Demikianlah 5 seni administrasi wali kelas dalam menumbuhkembangkan kreativitas siswa. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan inspirasi bagi kita semua.
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "5 Strategi Wali Kelas Untuk Berbagi Kreativitas Siswa"