Strategi Supaya Siswa Patuhi Aturan Belajar

Strategi agar siswa patuhi aturan belajar - Proses pembelajaran di ruang kelas tidak selalu berjalan lancar sebagaimana mestinya. Banyak kendala atau kendala yang dihadapi dikala pembelajaran berlangsung. 

Pada umumnya kasus pembelajaran berawal dari lemahnya penegakan aturan mencar ilmu di ruang kelas. Siswa tidak mematuhi aturan mencar ilmu dengan guru. Di pihak lain, guru mengalami kesulitan dalam menegakkan disiplin belajar. Aba-aba dalam mencar ilmu berupa peringatan, suruhan dan larangan guru tidak dipedulikan oleh siswa.

Seperti sudah diketahui, pengelolaan kelas menjadi kunci utama kelancaran proses pembelajaran di ruang kelas. Guru harus dapat mengkondisikan siswa untuk mematuhi aturan belajar, dari awal sampai berakhirnya proses pembelajaran. 

Baca : Strategi Mengelola Kelas dengan Baik

Perilaku menyimpang yang ditunjukkan siswa akan mengganggu acara belajar. Kadang-kadang guru merasa kesulitan dalam mengendalikan suasana belajar yang tidak kondusif. Aba-aba yang diberikan guru tidak dipedulikan siswa. Siswa enggan mematuhi aturan belajar.

Inilah kasus yang cukup pelik disamping kasus lainnya dalam pembelajaran. Siswa tidak mematuhi peraturan mencar ilmu yang ditetapkan oleh guru. Mengapa demikian? Berikut akan dianalisa beberapa penyebabnya sekaligus alternatif solusinya.

1.Suara guru memberi aba-aba

Guru memiliki suara dengan ciri khas tersendiri. Ada yang terdengar ibarat geledek, keras, namun ada pula yang lembut. Kadang-kadang suara lembut guru dikalahkan oleh suara dua atau tiga suara siswa yang sedang berbicara dikala mengambarkan pelajaran.

Bertolak pada filosofi efek suara seseorang, maka guru perlu memanfaatkan kondisi ini dengan baik. Suara guru dalam mengajar mempengaruhi kepatuhan siswa.

Artinya, dalam memberi aba-aba, peringatan, perintah atau larangan harus jelas, tegas, berintonasi dan terdengar berwibawa.

2.Cara guru mengendalikan siswa

Mengendalikan suasana mencar ilmu di kelas perlu cara-cara tersendiri. Setiap guru akan memiliki cara berbeda satu sama lain. Namun demikian yang lebih penting yaitu bagaimana cara memanfaatkan anggota tubuh untuk mengendalikan siswa.

Guru mampu memanfaatkan  gerak-gerik anggota tubuh, seperti; gerak tangan, mimik muka dikala berbicara untuk mengendalikan suasana mencar ilmu siswa.

Cara ini cukup ampuh dalam mendorong siswa agar mematuhi aturan mencar ilmu siswa. Menutup peluang dan kesempatan siswa melakukan perilaku menyimpang.

3.Pandangan mata guru

Padangan guru harus mampu ‘menyapu’ seisi ruangan kelas. Mulai dari sisi kiri dan kanan cuilan depan ruang kelas. Sampai ke pojok kiri dan kanan cuilan belakang kelas.

Tak seorang pun siswa yang lepas dari pantauan guru. Jika ada siswa yang melakukan perilaku menyimpang akan praktis terpantau dan segera memperhatikannya.

Pemicu kegaduhan di kelas sering berawal dari pandangan guru dikala mengajar. Kadang-kadang guru hanya terfokus pada satu sisi, atau kelompok siswa tertentu.

Sementara siswa lain merasa luput dari perhatian. Sebaliknya guru perlu mengedarkan pandangan ke semua siswa secara bergantian.

4.Kharisma guru

Kharisma seseorang sangat menetukan untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah komunikasi. Begitu pula dalam hal mengajar siswa di dalam kelas.

Kepatuhan siswa terhadap suruhan maupun larangan guru juga dipengaruhi oleh aspek karisma seorang guru. Memang, kharisma ini tidak mampu dibuat-buat atau direkayasa. Kharisma seorang guru akan lahir sendiri melalui kebiasaan-kebiasaan unik dan menarik dilakukan guru dikala mengajar.

Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/