Konsep Sekolah Pendidikan Karakter
Konsep sekolah pendidikan karakter – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang merumuskan konsep sekolah pendidikan karakter.
Meskipun agak terkesan menyerupai acara pendidikan huruf ini baru dalam pendidikan anak, terutama SD dan SMP, acara ini patut mendapatkan apresiasi dari segenap komponen pendidikan di sekolah.
Meskipun agak terkesan menyerupai acara pendidikan huruf ini baru dalam pendidikan anak, terutama SD dan SMP, acara ini patut mendapatkan apresiasi dari segenap komponen pendidikan di sekolah.
Kenapa komponen pendidikan di sekolah? Tentu saja karena yang akan menerapkan kebijakan itu secara ril di lapangan yakni lembaga sekolah, terutama SD dan SMP.
Program pendidikan karakter sudah ‘pernah’ dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Sekurang-kurangnya terbukti dengan 2006 (kurikulum KTSP) dan Kurikulum 2019. Akan tetapi pelaksanaannya di lapangan belum berjalan secara optimal oleh banyak sekali alasan.
Nilai karakter yang ingin dimiliki siswa diintegrasikan melalui mata pelajaran, tidak hanya mata pelajaran pendidikan agama, PKN dan bahasa Indonesia, melainkan seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Menerapkan hal ini tentu tidak semudah mengucapkannya.
Ada 3 poin penting sebagai masukan dalam perumusan konsep sekolah pendidikan karakter:
1.Standard pengkuran dan penilaian
Penerapan pendidikan huruf secara terintegrasi memiliki kelemahan dimana sulit menilai atau mencari tolok ukur keberhasilan setiap mata pelajaran. Ini patut menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan konsep sekolah pendidikan karakter. Oleh karena itu perlu sistem penilaian yang berkaitan dengan penilaian aspek akademik.
2.Perbedaan kondisi sekolah
Pertimbangan lain uang perlu mendapatkan perhatian yakni bahwa setiap sekolah memiliki kondisi yang berbeda satu sama lainya. Begitu pula huruf akseptor didik dan lingkungan sosial budaya di kawasan sekolah berada. Sehingga perumusan kebijakan pendididkan huruf sekolah perlu mengacu dan menyesuaikan diri dengan kondisi masing-masing sekolah.
3.Potensi kearifan lokal dan budaya
Selain dari itu, yang tak mampu diabaikan yakni potensi kearifan lokal dan nilai budaya di mana sekolah berada. Jika mengabaikan faktor ini maka kebijakan acara sekolah pendidikan huruf akan mengalami hal yang sama dengan acara sebelum sebelumnya.
Seperti yang diketahui, ada 5 butir nilai huruf yang perlu dikembangkan di sekolah. Kelima butir tersebut akan mengacu pada Gerakan Nasional Revolusi Mental (GRNM). Gerakan ini bermuara pada upaya menciptakan generasi emas pada masa yang akan datang.
Butir-butir huruf yang menjadi sasaran utama acara sekolah pendidikan huruf yaitu: nasionalisme, integritas, kemandirian, gotong-royong dan religius.
Kesimpulan
Konsep sekolah pendidikan huruf akan sukses diterapkan di sekolah SD dan SMP dengan mempertimbangkan: (a).Kreativitas manajemen sekolah, (b).Kearifan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah kawasan setempat, (c).Budaya lokal yang menjadi ikon kawasan dimana sekolah berada, dan (d).Kondisi sosial budaya masyarakat di sekitar sekolah.
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Konsep Sekolah Pendidikan Karakter"