Strategi Dan Penerapan Pendidikan Adab (3)
Strategi dan penerapan pendidikan moral – Strategi pendidkan etika ialah pendekatan atau upaya yang dilakukan untuk menumbuh-kembangkan sikap, tingkah laku dan budi pekerti anak. Indikator keberhasilan seni manajemen ini akan terlihat dari pergaulan anak sehari-hari.
Untuk mendukung upaya penerapan pendidikan etika perlu adanya acara dan kebijakan. Hal Ini bertujuan untuk mewujudkan sasaran apa yang ingin dicapai. Pemerintah dalam bidang pendidikan telah memiliki hal tersebut dan sudah diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Dalam hal ini ialah training etika anak ke arah yang lebih baik. Ini sudah dikemukakan pada potongan pertama pembahasan ini.
Baca : Sekilas Telaah Program dan Kebijakan Pendidikan Moral (1)
Dalam hal ini ialah training etika anak ke arah yang lebih baik. Ini sudah dikemukakan pada potongan pertama pembahasan ini.
Tulisan ini merupakan lanjutan dari artikel memberdayakan pendidikan etika melalui 3 jalur dan potongan terakhir dari 3 gesekan pena yang membahas ihwal pendidikan etika anak. Strategi ini bergotong-royong bukanlah hal baru namun tidak ada salahnya kita ungkapkan kembali pada kesempatan ini.
Baca kembali : Memberdayakan Pendidikan Moral Melalui 3 Jalur
1.Keteladanan
Memberi pola dan teladan kepada anak dinilai sebagai seni manajemen paling efektif dalam pembentukan etika anak. Strategi keyakinan yang sering dilakukan pihak orang tua, guru dan orang dewasa lainnya. Sering mengakibatkan pembangkangan dan tudingan kepada pemberi doktrin.
Sebaliknya, mengajarkan sesuatu nilai etika dan susila disertai pola dan bukti faktual justru lebih memperlihatkan hasil yang signifikan. Orang tua menyuruh anak shalat dan mengerjakan amal kebaikan. Orang tua memang melakukan shalat dan suka bersedekah, mencintai anak yatim dan bersikap ramah terhadap tamu.
Seorang guru mengajarkan pola hidup sederhana dan dicontohkan secara faktual dengan sikap dan perbuatan kesederhanaan, rendah hati dan jujur. Tidak sebaliknya. Siswa disuruh sederhana namun fakta yang mereka lihat pada guru malah jauh dari kesederhanaan.
Yang paling mendesak barangkali ialah memperlihatkan pola yang faktual bagaimana susila berbicara dengan yang lebih muda, dengan sobat sebaya, dan dengan orang tua serta guru. Begitu pula sikap dan tingkah laku bergaul di tengah masyarakat, ini perlu dicontohkan dengan faktual kepada anak oleh orang tuanya.
2. Pembiasaan Diri
Kebiasaan-kebiasan unik dan positif dalam keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat, perlu dikembangkan secara berkesinambungan. Kebiasaan-kebiasaan tersebut mengarah pada pembentukan etika anak.
Misalnya, pemberian sanksi kepada anak/siswa yang melakukan kesalahan sebagai bukti tanggung jawab terhadap tingkah laku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pemberian penghargaan verbal maupun non verbal kepada anak/siswa yang melakukan kebiasaan baik.
3.Peraturan dan tata tertib
Dalam keluarga memiliki aturan dan tata tertib terntentu yang harus ditaati sehingga anak terbiasa untuk patuh dan taat pada setiap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Di lembaga sekolah sudah pasti memiliki peraturan dan aturan tertentu. Penegakan peraturan dan tata tertib tersebut mesti dengan pendekatan persuasif. Hukuman dan sanksi yang diberikan kepada siswa yang melanggar mestilah bersifat mendidik dan memberi imbas kesadaran diri.
4.Aktivitas dan hobi
Anak-anak tidak hanya beraktivitas dan belajar secara rutin di sekolah maupun ti rumah. Anak juga butuh bermain dengan sesama teman, menyalurkan hobi dan kegemarannya.
Dalam hal ini, ada nilai sosial pergaulan mirip saling menghargai melalui ucapan maupun tingkah laku. Kegiatan olah raga mengandung nilai sportifitas, mendapat kekalahan dan kemenangan.
Dalam hal ini, ada nilai sosial pergaulan mirip saling menghargai melalui ucapan maupun tingkah laku. Kegiatan olah raga mengandung nilai sportifitas, mendapat kekalahan dan kemenangan.
Tentu saja masih masih banyak seni manajemen lain dalam menerapkan pendidikan etika kepada anak. Namun demikian prinsipnya ialah sekecil apapun usaha pengembangan nilai etika dan susila pada anak, sudah sangat berarti mereduksi krisis etika pada anak dan remaja.
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Strategi Dan Penerapan Pendidikan Adab (3)"