Jual Beras Dulu Baru Sanggup Sekolah
Jual beras dulu baru mampu sekolah – Jelas sudah bagi kita semua yang kebetulan bersekolah sekitar tahun 70 atau 80-an. Sangat jauh beda kondisi waktu itu dengan situasi sekarang. Anak sekolah kini pada umumnya sudah menerima pelayanan memadai dari orangtua, pihak sekolah dan pemerintah.
Itu belum termasuk akomodasi dan akomodasi untuk bersekolah. Semua sudah harus disediakan orangtua sehingga anak sampai di sekolah dengan senang. Motor bahkan kendaraan beroda empat dibelikan untuk anak sekolah. Fasilitas gadget tak kalah ketinggalan oleh orangtua. Mati gaya seorang anak sekolah jikalau belum punya mobile android yang dilengkapi kamera canggih buat selfi.
Pagi sebelum berangkat sekolah, sarapan pagi disediakan orangtua. Setelah sarapan dikasih uang jajan atau akomodasi lainnya. Pendek kata, anak sekolah saat ini sudah instant untuk sekolah guna mewujudkan cita-citanya melalui dingklik pendidikan.
Bagaimana dengan anak sekolah zaman doeloe?
Kondisi yang serba terbatas. Fasilitas terbatas, transportasi belum memadai dan sebanyak kini ini. Kadang-kadang mengharuskan seorang anak untuk berusaha dulu sebelum berangkat sekolah. Kalau jarak rumah dan sekolah tidak begitu jauh, anak mampu sampai ke sekolah dengan jalan kaki.
Ada yang harus berjualan terlebih dulu sebelum ke sekolah untuk menerima uang jajan atau ongkos ke sekolah. Menjual sesuatu benda atau barang yang mampu dijadikan uang ke warung terdekat, buat menerima uang jajan atau akomodasi lainnya.
Itu semua menjadi salah satu bukti tingginya kemauan untuk bersekolah. Padahal waktu itu belum ada ‘program wajib belajar’! Yang ada barangkali, kegiatan ‘belajar wajib’. Sehingga kemauan untuk bersekolah cukup tinggi. Anak rela melakukan kerja apa saja asal mampu sekolah.
Kondisi mirip di atas juga admin alami saat masa bersekolah dari SD, SMP dan SMA. Ketika minta uang jajan atau ongkos kendaraan pada orangtua, belum uang kontan yang didapat. Justru kerja baru yang diperoleh.
Misalnya, menjual beras satu atau dua liter ke warung terdekat di kampung. Kalau tidak ada beras, maka admin menuju ke kandang ayam, merogoh kandang ayam untuk mengambil telur satu atau dua butir. Kemudian dibungkus pakai kain sapu tangan (mirip serbet sekarang). Kemudian dengan hati-hati menjinjing telur itu semoga tidak pecah atau retak menuju warung. Nah, pulangnya akan membawa sejumlah uang.
Ketika masih SD, admin berjualan goreng pisang dan kudapan elok lainnya berjalan kaki sepanjang jalan kampung sebelum berangkat sekolah. Kadang-kadang jadi terlambat sampai di sekolah gara-gara jualan sepanjang kampung.
Baca juga: Kidung Sendu Penjual Goreng PisangItulah kisah ringan untuk dipersembahkan pada pengunjung blog matra pendidikan ini. Mudah-mudahan menjadi bahan perbandingan atau cermin bagi siswa kini untuk lebih ulet lagi belajar, di tengah akomodasi dan akomodasi berguru yang semakin instant.

Posting Komentar untuk "Jual Beras Dulu Baru Sanggup Sekolah"