Langkah Faktual Mendidik Anak Hidup Sederhana
Langkah faktual mendidik anak hidup sederhana – Barangkali kita sepakat, bahwa makna kata ‘sederhana’ itu bersifat subyektif. Artinya, setiap orang akan memberi makna kesederhanaan menurut penghayatan dan pandangan masing-masing. Tergantung dari aspek dan kepentingan apa orang tersebut dalam memaknainya.
Namun dalam pembahasan artikel ini, makna sederhana dibatasi pada pengertian seadanya dan tidak berlebihan. Nah, dalam konteks pendidikan, sederhana dalam hal ini dimaknai sebagai sikap dan tingkah laku hidup yang tidak berlebihan, apa adanya.
Sikap dan tingkah laku sederhana tercermin dalam pola-pola tertentu yang sanggup diamati secara kasat mata. Pola hidup sederhana teramati sebagai pola hidup yang bersifat alamiah dan tidak dibuat-buat atau dipaksakan.
Keluarga sederhana pola hidupnya. Bukan berarti keluarga itu hidup miskin atau serba kekurangan. Keluarga sederhana yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal. Standar pemenuhan kebuthannya bukanlah patokan maksimal.
Oleh alasannya itu keluarga sederhana sanggup memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari, biaya pendidikan anak, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Pola kehidupan yang menjadi ciri khas akan sanggup diamati.
Misalnya, sikap dan kebiasaan membeli sesuatu sesuai kebutuhan dan kemampuan ekonomi keluarga. Tidak sanggup memenuhi kebutuhan hanya berdasar impian semata. Tidak memaksakan diri untuk memiliki sesuatu.
Begitu pula terhadap sesuatu benda, materi atau peralatan yang telah dimiliki. Mereka menggunakan secara wajar. Dipergunakan dengan prinsip dimana perlu dan kapan perlu saja.
#Mengapa perlu hidup sederhana?
Lagi-lagi subyektif alasannya. Kondisi perekenomian masyarakat saat ini, secara global belum sanggup dikatakan sudah baik. Antara pengeluaran dan pendapatan keluarga sulit mencapai titik keseimbangan.
Jika pendapatan keluarga masih tetap namun sektor pengeluaran bukannya menurun. Ini boleh jadi disebabkan oleh harga barang, tarif dan bea yang harus dikeluarkan secara rutin.
Pola hidup sederhana, secara psikologis akan membuat hidup terasa lebih nyaman dan tentram. Tidak perlu berpikir muluk-muluk untuk memiliki sesuatu, sebaliknya bersikap dan bertindak sesuai kemampuan ekonomi keluarga. Menerima apa adanya keadaan kehidupan dengan tetap berusaha mencari nafkah.
Dengan kehidupan yang nyaman dan tentram akan membuat jasmani dan rohani menjadi sehat, program menjadi lancar. Beribadah pun sanggup dilakukan dengan khusuk. Sehingga tepat dikatakan bila sederhana itu indah dan nyaman.
#Langkah faktual terapkan sikap hidup sederhana
Tak sanggup dipungkiri, hidup sederhana itu lebih simpel untuk diucapkan ketimbang dilaksanakan. Mengapa? Dinamika kehidupan yang semakin kompleks akan membuat orang berfilosofi dan memiliki tolok ukur sendiri dalam menerjemahkan hidup sederhana.
Namun demikian, prinsip utama dalam menerapkan pola hidup sederhana yaitu mulai dari diri dan keluarga sendiri. Akan sulit berbicara, apalagi mengajak anak dan orang lain untuk menerapkan sikap hidup sederhana, bila tidak disertai teladan dan teladan secara faktual dari orangtua.
Berikut beberapa langkah faktual mendidik anak bersikap dan berperilaku sederhana dalam lingkungan keluarga:
1.Berhemat dan menabung
Berhemat bukan berarti mendidik anak bersikap pelit terhadap dirinya sendiri maupun pada orang lain. Berhemat lebih bermakna menggunakan sesuatu secara bijaksana sesuai kebutuhan. Tidak menggunakan secara berlebihan sehingga mendatangkan hal yang mubazir.
Salah satu implementasi sikap hemat yaitu melatih anak menabung sejak dini. Tidak harus menabung di bank bila tidak memungkinkan. Menggunakan celengan buatan atau yang dibeli di pasar pun bisa untuk menabung uang.
Maka anak akan terbiasa menyisihkan sebagian uang jajannya untuk hari esok. Menabung artinya menyisihkan sebagian (kecil) kebutuhan hari ini untuk keperluan hari esok.
2.Menggunakan benda/alat secara bijaksana
Menghargai uang berarti mendidik anak menggunakan uang tersebut secara bijaksana. Membeli sesuatu karena memang dibutuhkan. Jika ada pakaian atau perlengkapan sekolah yang masih bisa dipakai, kenapa harus beli yang baru hanya karena gengsi-gengsian.
3.Kreatif mencari alternatif pengganti
Hal ini berlaku dalam hal memenuhi kebutuhan dalam keluarga. Jika misalnya daging sapi mahal, tak ada salahnya menggantinya dengan daging ayam yang lebih murah harganya. Dan begitu seterusnya…
Begitu pula dalam membeli kebutuhan perangkat komunikasi. Jika belum bisa beli ponsel gadget yang lebih canggih dan mahal, kenapa tidak menggantinya dengan yang sederhana, tahan lama dan harga terjangkau?
Dan, masih banyak lagi teladan lain kreativitas mencari alternatif pengganti alat/sarana yang dibutuhkan.
4.Menyesuaikan impian dan kemampuan
Nah, ini langkah faktual yang tak kalah pentingnya ditanamkan pada anak. Memiliki sesuatu benda/materi perlu juga disesuaikan dengan kemampuan. Keinginan seseorang tanpa batas namun kemampuan seseorang terbatas. Kesenjangan antara impian dan kemampuan sering membuat orang pusing dan bertindak nekad.
5.Membedakan impian dan kebutuhan
Mendidik anak bersikap dan bertindak sederhana dalam keluarga dimulai dari kemampuan menelaah, membedakan antara impian dan kebutuhan. Mana yang dirasakan sebagai kebutuhan dan mana pula yang hanya bersifat impian semata.
#Kesimpulan
Sederhana itu memang bersifat relatif. Sulit mencari tolok ukur yang pas tentang hidup sederhana. Begitu pula dalam penerapannya di lingkungan keluarga. Masing-masing keluarga memiliki cara dan gaya tersendiri.
Namun demikian mendidik anak untuk hidup sederhana pada umumnya yaitu menanamkan sikap dan sikap yang tidak berlebihan dalam kehidupan. Bersikap apa adanya, alamiah, tidak boros dan mubazir.
Orang yang sederhana akan terlihat lebih tenang dan enjoy menjalani kehidupan. Allahuallam bissowaab!
Orang yang sederhana akan terlihat lebih tenang dan enjoy menjalani kehidupan. Allahuallam bissowaab!
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Langkah Faktual Mendidik Anak Hidup Sederhana"