Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Guru Tidak Menulis?

Mengapa guru tidak menulis? – Sebenarnya profesi guru itu mengharuskan adanya acara menulis, di samping program berbicara. Menulis dan berbicara ialah dua bentuk cara guru berkomunikasi dengan akseptor didik. Guru menulis intisari atau pokok-pokok materi pembelajaran di papan tulis. Selain itu, jauh sebelum melaksanakan acara pembelajaran,  guru telah menulis berbagai perangkat pembelajaran.

 Sebenarnya profesi guru itu mengharuskan adanya acara menulis Mengapa Guru Tidak Menulis?

Belum lengkap sebuah pembelajaran jikalau guru diam saja alias tidak berbicara di dalam kelas. Guru harus berbicara menjelaskan materi pelajaran secara gamblang kepada siswa. Mungkin juga berbicara dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidik di ruang kelas.

Ternyata, menulis itu jauh berbeda dengan berbicara. Berbicara lebih praktis dari menulis meskipun tujuannya sama. Apa yang terpikir disampaikan secara langsung. Berbeda dengan menulis yang memerlukan aturan tertentu.

Akan tetapi, untuk kepentingan pengembangan profesi berkelanjutan (PPB), guru tidak hanya harus menulis di papan tulis dan di buku perangkat pembelajaran. Guru juga harus menulis dalam bentuk karya tulis ilmiah

Misalnya, artikel ilmiah populer, makalah, penelitian tindakan kelas, dan lain sebabaginya. Media daerah guru menulis ialah surat kabar, jurnal dan buletin, atau didokumentasikan di perpustakaan sekolah.

Lalu, mengapa guru tidak menulis? Alasan yang umum ialah karena guru mengalami hambatan dalam menulis. Guru mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasannya ke dalam bentuk bahasa tulisan. 

Keterampilan dan keterbatasan waktu merupakan dua hal yang pernah disinggung sebagai hambatan guru dalam menulis.

Di luar dua faktor tersebut, satu hal yang sangat besar lengan berkuasa ialah motivasi dalam menulis. Kadang-kadang guru merasa kurang percaya diri dalam menulis. Merasa karya tulisnya tidak manis dan tidak bermanfaat. 

Namun pernah juga disinggung kalau duduk kasus manfaat atau kualitas artikel, termasuk karya tulis ilmiah bersifat relatif. Relativitas kualitas karya ilmiah seyogyanya memacu kemauan guru untuk selalu berguru menulis. 


Melawan hambatan dalam diri untuk terus berguru menulis. Jika hambatan untuk menulis sudah disingkirkan jauh-jauh, megapa guru tidak menulis?


Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Mengapa Guru Tidak Menulis?"