Manfaat Agenda Sertifikasi Dalam 3 Matra

Manfaat kegiatan sertifikasi dalam 3 matra – Program sertifikasi guru yang diluncurkan sejak tahun 2005 lalu. Dinilai oleh banyak pihak konon telah membawa perubahan cukup signifikan terhadap pendidikan di Indonesia. 

Namun demikian belum serta merta mampu meningkatkan kualitas pendidikan sebagaimana konsep pendidikan global. Indeks kualitas sumberdaya manusia masih jauh tertinggal oleh negara tetangga mirip Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.

Dampak kegiatan sertifikasi guru memang telah mampu dirasakan. Berbagai upaya penyempurnaan terhadap sistem pendidikan telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Begitu pula upaya evaluasi dan penyempurnaan terhadap proses pembelajaran yang dijalankan oleh guru.

Semua upaya yang dilakukan tersebut bertujuan biar efektifitas kegiatan sertifikasi mencapai sasaran. Profesionalisme dan kesejahteraan guru meningkat. Kualitas pembelajaran yang dijalankan guru terjamin sehingga pembelajaran menarik dan menyenangkan.

Guru memiliki 4 kompetensi dasar yang dibutuhkan sesuai perkembangan zaman dan karakter penerima didik. Kompetensi dasar ini memayungi semua aspek yang terkait dengan peran dan fungsi guru dalam pendidikan.

Berkah manfaat kegiatan sertifikasi ditinjau dari 3 matra, yaitu:

1.Matra guru

Adanya kegiatan sertifikasi telah membuat guru semakin profesional. Mampu memainkan fungsinya sebagai pendidik profesional. Artinya, para guru mampu menyesuaikan diri dengan semua perubahan dan dampak dari perubahan itu sendiri.  

Muaranya yakni kesanggupan guru dalam mengatasi kasus pembelajaran dan unsur-unsur dalam pembelajaran tersebut.

Matra lain yang tak kalah penting yakni kesejahteraan guru. Para guru konsentrasi menjalankan tugasnya di lembaga sekolah. Tidak terlalu memikirkan kondisi ekonomi keluarga. 

Segala kebutuhan minimal guru sudah terpenuhi dengan penghasilan sebagai pendidik profesional.

2.Matra siswa

Guru profesional menjadi dambaan siswa maupun orang amis tanah siswa. Sungguh menyenangkan berguru dengan guru-guru profesional. Guru mampu memahami karakter siswa, permasalahan sekaligus jalan keluar dari duduk kasus siswa tersebut.

3.Matra rekan sejawat

Dalam ranah rekan sejawat, realitasnya belum semua guru mendapatkan julukan guru profesional. Masih ada guru yang berjuluk guru biasa dan guru honor. Jenis guru akan bergaul setiap hari dengan rekan sejawat yang sudah profesional. 

Memang, kecemburuan sosial final belum meratanya status guru ini sangat tidak diharapkan.

Guru di sekolah tergabung dalam sebutan majelis guru. Sebuah komunitas yang memiliki peran dan tanggung jawab sama, ialah mencerdaskan penerima didik sesuai mata pelajaran yang diampu.

Namun demikian para guru hendaknya menggunakan prinsip, jika sawah di hulu berair otomatis sawah yang berada dihilirnya juga akan basah. Memang tidak aturan yang mengharuskan demikian. 

Paling tidak mampu menyebarkan sikap solidaritas di antara teman sejawat.

Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/